Mulut adalah bagian dari keseluruhan indra yang sering dimaknai sebagai anasir wajah yang bisa memberi dampak positif dan sekaligus negatif. Bagi manusia, mulut sedemikian simbolik jadinya. Melalui mulut, keindahan kata menjadi bermakna. Melalui mulut pula, ungkapan hati dan perasaan terungkap. Melalui mulut dan mata, kasih sayang terungkapkan. Mulutmu Harimaumu
Dalam banyak hal, mulut menjadi simbol ekspresi dan refleksi yang akan menandai bagaimana manusia menjadi sungguh manusia. Keelokan akhlak, budi pekerti, dan akal budi mengalir pula melalui mulut. Dan banyak sekali nilai-nilai pergaulan insani berhubungan dengan mulut.
Dalam perkembangan kehidupan insani, mulut sering juga disebut sebagai l’energia principale, salah satu instrumen manusia untuk mentransformasikan (minimal mengkomunikasikan) energi utama yang terlahir dari paduan kecerdasan akal dan kehalusan perasaan. Terutama karena apa yang terlontar dari mulut berhubungan langsung dengan sensitivitas manusia dalam menyikapi berbagai hal.
Tuhan memberi mulut dengan dua bibir, agar kita memahami untuk bicara efisien dan efektif. Mulut tidak dipergunakan untuk berbicara dengan diri sendiri, karena yang melakukan fungsi itu lebih banyak hati, perasaan.
Intinya adalah supaya manusia pandai menyimak dan mengendalikan diri, sehingga jelas apa yang dia pikirkan dan jelas pula apa yang dia harus ungkapkan.
Sumber: https://www.lenterabijak.com
Dalam perkembangan kehidupan insani, mulut sering juga disebut sebagai l’energia principale, salah satu instrumen manusia untuk mentransformasikan (minimal mengkomunikasikan) energi utama yang terlahir dari paduan kecerdasan akal dan kehalusan perasaan. Terutama karena apa yang terlontar dari mulut berhubungan langsung dengan sensitivitas manusia dalam menyikapi berbagai hal.
Tuhan memberi mulut dengan dua bibir, agar kita memahami untuk bicara efisien dan efektif. Mulut tidak dipergunakan untuk berbicara dengan diri sendiri, karena yang melakukan fungsi itu lebih banyak hati, perasaan.
Intinya adalah supaya manusia pandai menyimak dan mengendalikan diri, sehingga jelas apa yang dia pikirkan dan jelas pula apa yang dia harus ungkapkan.
Sumber: https://www.lenterabijak.com